“Temukan
tujuh puluh dalih untuk menganggap benar perilaku saudara yang tampak keliru di
matamu. Jika setelah tujuh puluh alasan terasa tak masuk akal juga, maka
katakan pada dirimu, saudaraku ini punya udzur yang tak ku tahu.” (Abu Nuaim
dalam hilyatul auliya’)
Sebuah refleksi rasa cinta kita
terhadap saudara kita adalah dengan tetap menjaga prasangka kita terhadap
saudara kita. Kerana sesungguhnya setiap kebencian kita terhadap saudara kita,
semua berpunca dari sebuah prasangka. Padahal belum tentu apa yang kita fikirkan
tentang saudara kita adalah benar.
Ada sebuah ungkapan “lebih baik di
tusuk musuh dari depan, daripada di tikam oleh teman sendiri dari belakang”.
Itu menggambarkan bahawa sebuah pengkhianatan yang dilakukan oleh teman sendiri
jauh lebih sakit daripada itu semua dilakukan secara terang-terangan oleh musuh
kita. Dan berprasangka buruk tanpa alasan yang sewajarnya adalah punca dari
sebuah pengkhianatan kita terhadap saudara kita
Allah mengibaratkan seorang muslim
yang berprasangka buruk terhadap sesama muslim dengan perumpamaan yang sangat
nista. Hal tersebut terdapat dalam surat Al Hujurat ayat 12.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ
الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ
أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ
وَاتَّقُوا الله ۚ إِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), kerana sebahagian dari
purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.”
berdasarkan ayat di atas setidaknya
boleh kita jadikan salah satu pegangan untuk seluruh umat muslim dalam berukhuwwah.
Supaya kita tetap berprasangka baik kepada saudara kita, meskipun mungkin kadang-kadang
alasan itu tidak lagi masuk akal untuk memberontak hal-hal yang telah saudara
kita lakukan, tapi upaya untuk berprasangka baik itu harus tetap ada pada diri
seorang muslim.
Kerana sungguh salah satu hak dari
saudara kita adalah dengan mendapatkan segala yang terbaik dari kita. “Tidaklah
sempurna iman seseorang, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia
mencintai dirinya sendiri” (HR Bukhari dan Muslim)
Jadi salah satu kunci kejayaan dalam
berukhuwwah adalah dengan tetap berprasangka baik terhadap saudara kita.
Betapapun sulit kita melakukan itu, mungkin secara mata kasar apa yang telah diperbuat oleh saudara
kita sudah melampaui batas toleransi yang telah kita berikan, kita tetap harus
sentiasa berprasangka baik terhadap saudara kita.
Dan kalaupun kita harus membencinya
maka bencilah sifatnya atau bencilah apa yang telah ia lakukan semua itu kerana
Allah. Jangan kita membenci saudara kita dan langsung meninggalkannya begitu
saja.
Dan semoga ukhuwwah yang terbina
dengan lafazh bismillah hanya akan diakhiri dengan lafazh innalillah.
Wallahu’alam.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan